Arti Hadirnya Pena bagi Umat Manusia


Bursahpsamsung.com - Ketika kita membicarakan perihal pencapaian terbesar umat manusia, tidak dapat terelakkan, kita akan langsung menyebutkan berbagai macam ciptaan hasil kreasi manusia—buku-buku paling menginspirasi, bangunan-bangunan paling besar, lagu-lagu yang indah, dan puisi-puisi yang menyentuh hati. Satu hal yang membuat semua karya kita sama adalah kebutuhan kita dalam mendokumentasikannya, seperti melalui tulisan atau rekaman.

Sementara beberapa kebudayaan kuno pernah mengalami masa dimana mereka mendokumentasikan momen-momen berharga ke dalam ukiran atau pahatan di pohon dan goa, masa tersebut merupakan tonggak perkembangan pena menjadi suatu hal yang sangat berkaitan erat dengan peradaban manusia, hingga eksistensinya seperti sebuah bagian yang tak tenafikkan dalam kehidupan.

Hari ini, sebuah teknologi mutakhir telah dihadirkan untuk meningkatkan nilai aktivitas manusia ke level yang jauh lebih tinggi, sebuah pena yang tidak hanya memiliki kemampuan utama sebagai alat bantu manusia dalam menulis, tetapi juga mampu melingkupi fungsi-fungsi lain yang lebih menunjukkan daya kreativitas.

Sepanjang sejarah, beberapa seniman atau praktisi terkenal telah mencoba menciptakan beberapa media, tebuat dari beragam bahan yang unik untuk digunakan sebagai media menulis: mulai dari kuas ala kaligrafi Asia, sampai pena bulu angsa zaman Charles Dickens dan pena standar Sir Arhtur Conan Doyle, kurang lebih seperti yang kita sering gunakan pada zaman sekarang. Seiring dengan perkembangan pena, Samsung telah melampaui batas imajinasi manusia untuk menyempurnakan setiap edisi S Pen mereka yang termasuk dalam seri Galaxy Note.

S Pen sendiri dapat dikatakan adalah satu dari bentukan pena paling canggih yang pernah ada di dunia. Berikut adalah beberapa tipe pena lainnya yang, sehubungan dengan kegunaannya bagi para penulis dan seniman, telah menorehkan sejarah sepanjang peradaban umat manusia.

Kuas Kaligrafi

Kaligrafi Asia mulai dikenal sejak ribuan tahun yang lalu di Cina dan telah menjadi karya termasyhur di seluruh Kerajaan Asia. Pembuat kaligrafi Cina menggunakan kuas yang terbuat dari bambu atau bahan yang lebih mewah lainnya, dengan dilengkapi rambut atau bulu binatang untuk bagian utama kuasnya. Para seniman biasanya akan menggunakan kuas ini untuk tulisan-tulisan di kertas, begitu juga lukisan di atas guci-guci keramik. Walaupun kuas kaligrafi telah mengalami begitu banyak perubahan dan modifikasi seiring berjalannya waktu, bentuk asli kuas kaligrafi sesungguhnya memiliki makna dan karakter tersendiri yang mendalam.

Quills

Untuk periode yang lama, media penulisan utama yang sangat umum digunakan oleh para penulis adalah quills. Quills terbuat dari bulu hewan kategori unggas yang relatif berukuran besar, biasanya angsa. Quills itu sendiri sesungguhnya tidak bisa dikatakan sebagai “kuas” karena tampilannya saja yang menyerupai kuas. Sesungguhnya, quills sepenuhnya terbuat dari bulu, yang ujung bawahnya diruncingkan untuk dicelupkan ke dalam tinta. Sisi tersebut-lah yang digunakan untuk menggoreskan tulisan di atas kertas, biasanya kaligrafi khas Negeri Barat.

Pengarang cerita Jane Austen dan Charles Dickens adalah dua dari banyak sosok yang menggunakan media ini untuk membuat tulisan-tulisan mereka yang paling populer, dan Beethoven juga terkenal sebagai sosok yang menggunakan media ini, baik yang terbuat dari bulu angsa asli maupun dari besi yang disesuaikan. Media menulis ini memiliki karakteristik yang digemari penggunanya, yaitu fleksibilitasnya yang menunjang kenyamanan serta hasil torehan tinta yang khas kuat dan tajamnya. Quills disebutkan menjadi media menulis yang digunakan dalam pembuatan Magna Carta dan Deklarasi Kemerdekaan.

Pena Standar

Pada dasarnya, fountain pens adalah kreasi pena dengan kartrid di bagian dalam tabungnya yang berfungsi menyediakan tinta bagi setiap penggunaannya, tidak seperti bentukan kuno yang tintanya tidak termasuk poin pelengkap sebuah pena. Fountain pen atau pena standar memiliki stok yang berukuran besar untuk mendukung ketersediaan tinta, yang berarti, penulis tidak perlu repot-repot menyiapkan tinta eksternal yang kiranya menjadi bahan celup ujung penanya agar bisa kembali menulis.

Ketika beberapa penulis hebat menggunakan mesin ketik untuk memproduksi karya-karya mereka, beberapa lebih memilih menggunkan pensil, beberapa yang lainnya juga lebih memilih untuk menggunakan pena. Sir Arthur Conan Doyle contohnya, menulis manuskrip dari novel yang dapat kita katakana sebagai salah satu literatur terdahsyat sepanjang masa bertajuk Sherlock Holmes, dengan menggunakan pena bermerek Duofold. Sejalan dengannya, sesama penulis Mark Twain, juga menjatuhkan pilihannya kepada penggunaan pena untuk menuliskan reka awal karya-karya apiknya.

Bolpoin

Bolpoin pasti sudah tidak asing bagi Anda karena penggunaannya yang sangat lazim. Seperti yang kita sudah rasakan sendiri, bolpoin unggul dan hal kemudahan dan kenyamanan penggunaan yang pada akhirnya menghasilkan performa yang cekatan untuk segala jenis tulisan. Setelah mengalami beberapa inovasi dalam tahun-tahun bolpoin ada di dunia, bolpoin kian menjadi rekan menulis yang prima. Pena ini sendiri muncul pertama kali di tahun 1888, dan sejak saat itu telah menjadi tipe pena paling populer di dunia.

Yang barangkali membuat Anda penasaran adalah, perbedaan bolpoin dan fountain pen yang dijelaskan sebelumnya. Sedikit banyak dari segi detail, bolpoin adalah pena dengan ujung menyerupai bentuk bola yang bundar (maka dari itu disebut ballpoint) dan kartrid tinta yang bisa diisi ulang.

Ada satu pena lagi yang sering digunakan di era moderen ini, yaitu technical pen. Sesuai dengan namanya, pena ini dikhususkan penggunaannya untuk profesi-profesi seperti ilmuwan dan arsitek yang memang membutuhkan gaya penulisan spesial dalam pekerjaan mereka.

S Pen

Tidak jauh berbeda dengan pena-pena tadi, S Pen juga sudah banyak berevolusi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Sejak debutnya Galaxy Note dan S Pen, Samsung telah berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas setiap edisi baru yang akan dirilis. S Pen untuk Galaxy Note 4 berukuran kecil, ringan dan desainnya menambah keakuratan kerja—seperti didesain untuk serupa dengan media menulis kelas atas, tapi juga tepat untuk mengimbangi spesifikasi Galaxy Note 4 itu sendiri.

S Pen memang ditujukan untuk menstimulasi sentuhan jari, ketukan dan gerakan menggeser pada alat berlayar sentuh. Anda juga dapat memanfaatkan S Pen sebagai media pembuka jalan pintas.

Pengguna Galaxy Note dengan S Pen selalu adalah mereka yang menyukai segala hal yang tertata dan mengutamakan efisiensi kerja, begitu juga dengan seniman yang mengharapkan alat penyalur kreativitas mereka. S Pen untuk Galaxy Note 4 sendiri menyediakan fitur-fitur seperti Action Memo, Image Clip, Screen Write, dan Smart Select yang terangkum dalam menu Air Command, yang juga dapat muncul hanya dengan satu klik dari S Pen.

Fitur Air View juga memberi kesempatan bagi pengguna untuk memperoleh informasi sebanyak dan secepat mungkin, bahkan ketika ujung S Pen terpisah beberapa milimeter dari layar note. Terhitung, S Pen telah mencapai edisinya yang keempat dan akan terus diberikan improvisasi untuk menyenangkan umat manusia.

Via